Keterkaitan antara penduduk, masyarakat, dan
kebudayaan merupakan konsep suatu hubungan yang saling bertautan satu dengan
yang lain. Antara penduduk dengan masyarakat, dan antara masyarakat dengan
kebudayaan itu sendiri saling mempunyai hubungan-hubungan mendasar. Contohnya
saja hubungan antara penduduk dengan masyarakat. Pada suatu daerah tertentu,
tentu saja terdapat orang-orang yang bermukim atau biasa di sebut penduduk.
Penduduk-penduduk tersebut setiap harinya saling melakukan interaksi sosial,
sehingga kita dapat menyebut bahwa mereka hidup sebagai masyarakat. Dengan
menyimpulkan contoh diatas, kumpulan penduduk yang mendiami suatu wilayah
tertentu dan dalam waktu yang cukup lama dapat kita simpulkan sebagai
masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu pula. Dalam maksud yaitu
penduduk dalam arti umum, yaitu kelompok manusia atau kelompok orang.
Pengertian Penduduk
Penduduk
adalah orang-orang yang berada di dalam suatu wilayah yang terikat oleh
aturan-aturan yang berlaku dan saling berinteraksi satu sama lain secara terus
menerus / kontinu. Dalam sosiologi, penduduk
adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu.
Pengertian Masyarakat
Masyarakat (sebagai terjemahan
istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem
semi tertutup (atau semi terbuka), Kata society berasal dari bahasa
latin, societas, yang berarti hubungan persahabatan dengan yang lain. Societas
diturunkan dari kata socius yang berarti teman, sehingga arti society
berhubungan erat dengan kata sosial. Secara implisit, kata society mengandung
makna bahwa setiap anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama
dalam mencapai tujuan bersama dimana sebagian besar interaksi adalah antara
individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata
"masyarakat" juga berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak.
Lebih abstraknya,pengertian masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan
antar entitas-entitas.
Kebudayaan
sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw
Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat
ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah
untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Menurut Edward Burnett Tylor,
kebudayaan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan
Keterkaitan antara penduduk, masyarakat dan kebudayaan
Mempunyai hubungan yang erat antara satu sama lainnya.
Dimana penduduk adalah sekumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan
ruang tertentu.
Sedangkan masyarakat merupakan sekumpulan penduduk yang saling berinteraksi dalam suatu wilayah tertentu dan terikat oleh peraturan – peraturan yang berlaku di dalam wilayah tersebut. Masyarakat tersebutlah yang menciptakan dan melestarikan kebudayaan; baik yang mereka dapat dari nenek moyang mereka ataupun kebudayaan baru yang tumbuh seiring dengan berjalannya waktu.
Sedangkan masyarakat merupakan sekumpulan penduduk yang saling berinteraksi dalam suatu wilayah tertentu dan terikat oleh peraturan – peraturan yang berlaku di dalam wilayah tersebut. Masyarakat tersebutlah yang menciptakan dan melestarikan kebudayaan; baik yang mereka dapat dari nenek moyang mereka ataupun kebudayaan baru yang tumbuh seiring dengan berjalannya waktu.
Oleh karena itu
penduduk, masyarakat dan kebudayaan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan.
Kebudayaan sendiri berarti hasil karya manusia untuk melangsungkan ataupun
melengkapi kebutuhan hidupnya yang kemudian menjadi sesuatu yang melekat dan
menjadi ciri khas dari pada manusia ( masyarakat ) tersebut. Kebudayaan
tersebut juga sebagai cirri mayarakat tersebut sehinnga masyarakat tersebut
dapat di kenal di berbagai lapisan masyarakat serta sebagai cirri suatu wilayah
atau Negara . kebudayaan dalam mayarakat bias di gunakan sebagai mata
pencaharian suatu masyarakat tesebut , yang akan menjadi nilai jual terhadap
suatu karya tersebut
Tanpa adanya
keterkaitan tersebut maka suatu wilayah akan punah sehingga tidak ada kehidupan
, tapi jika hanya ada penduduk dan masyarakat yang tidak mempunyai peraturan
maka akan terjadi kekacauan dimana-mana sehingga menyebabkan disentegrasi
dimana- mana yang dapat meresahkan seluruh penduduk dan masyarakat.
Permasalahan Dari Penduduk, Masyarakat Dan Kebudayaan
Menurut Soerjono Soekanto masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian
antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan
kelompok sosial.
Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.
Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.
Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara
nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber
masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam.
Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang
memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi
sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.
Masalah sosial dapat dikategorikan
menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain :
1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan,
pengangguran, dll.
2.
Faktor
Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.
3.
Faktor
Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf,
aliran sesat, dsb.
Banyaknya jumlah penduduk Indonesia sebenarnya dapat
menjadi modal utama bagi tenaga kerja pembangunan . akan tetapi, permasalahan
yang muncul adalah tingkat pengangguran yang cukup tinggi. Pengangguran ini
merupakan akibat dari kualitas sumber daya manusia yang rendah. Rendahnya
kualitas sumber daya manusia mengakibatkan kalah bersaing dengan Negara lain.
Selain itu, banyaknya pengangguran di Indonesia terjadi karena keterbatasan
lapngan pekerjaan.
Adapun masalah kependudukan yang terjadi di Indonesia secara umum dapat di
kemukakan sebagai berikut :
1. Jumlah penduduk yang sangat besar
2.
Tingkat pertumbuhan penduduk
yang tinggi
3.
Angka kematian bayi yang
tinggi
4.
Persebaran penduduk yang tidak
merata
5.
Struktur usia muda cukup
tinggi
6.
Angka ketergantungan tinggi
7.
Nilai sex ratio lebih dari 100
8.
Angka harapan hidup rendah
9. Arus migrasi des-kota cukup besar
Semoga ilmu tentang keterkaitan penduduk,masyarakat dan
kebudayaan berguna bagi para pembaca dan membuat pembaca menjadi lebih memahami
tentang keterkaitan
penduduk,masyarakat dan kebudayaan.
Kelahiran
Angka
kelahiran di suatu daerah dapat dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut.
Angka kelahiran =
|
Jumlah bayi dalam 1 tahun
|
x 1.000
|
Jumlah kelahiran
|
Ada kriteria
atau penggolongan angka kelahiran, yaitu sebagai berikut:
- Jika angka kelahiran menunjukkan lebih dari 30, maka angka kelahiran di tempat tersebut tergolong tinggi.
- Jika angka kelahiran menunjukkan angka 20 – 30, maka angka kelahiran di tempat tersebut tergolong sedang.
- Jika angka kelahiran menunjukkan angka kurang dari 20, maka angka kelahiran di tempat tersebut tergolong rendah.
Disini saya
contohkan misalkan selama tahun 2009 di desa X terdapat kelahiran sebanyak 145
jiwa. Data jumlah penduduk pada akhir tahun 2008 berjumlah 2.500 jiwa. Maka
kriteria angka kelahiran di desa X pada tahun 2009 dapat ditentukan sebagai
berikut.
Jumlah
kelahiran tahun 2009 adalah 145 jiwa.
Jumlah
penduduk akhir tahun 2008 adalah 2.500 jiwa.
Angka kelahiran =
|
145
|
x 1000 = 58
|
2500
|
Dari
perhitungan diatas, karena angka kelahiran di atas 30, maka angka kelahiran di
desa X pada tahun 2009 tergolong tinggi.
Pengertian Dinamika Penduduk
Dinamika
penduduk adalah perubahan keadaan penduduk.Perubahan perubahan tersebut
dipengaruhi oleh beberapa hal.Dinamika atau perubahan lebih cenderung pada
perkembangan jumlah penduduk suatu Negara atau wilayah tersebut. Jumlah penduduk
tersebut dapat diketahui melalui sensus, registrasi dan survey penduduk. Sensus
pertama dilaksanakan pada tahun 1930 pada zaman Hindia Belanda. Sedangkan
sensus yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dimulai pada tahun 1961,1971,
1980, 1990, 2000, dan yang terakhir tahun 2010. Pertumbuhan penduduk merupakan
salah satu factor yang penting dalam masalah social ekonomi dan masalah
penduduk. Jumlah penduduk akan berpengaruh terhadap kondisi social ekonomi
suatu daerah.
Macam Bentuk Piramida Penduduk
Perlu diketahui bahwa
piramida penduduk bisa berbeda di tiap wilayah atau negara, namun tetap patokan
dasarna ada 3 bentuk, yaitu :
1. Piramida Penduduk Muda (Expansive)
Digambarkan seperti
Limas. Pemahamanya mudah, jadi di suatu daerah terdapat angka kelahiran yang
tinggi dan angka kematian yang rendah yang menyebabkan penduduk yang berumur
muda banyak. Biasanya terdapat di negara berkembang seperti Indonesia,
Malaysia, Filipina, India
Ciri-ciri Piramida Expansive :
a. Sebagian besar
berada pada kelompok penduduk muda
b. Kelompok usia tua jumlahnya sedikit
c. Tingkat kelahiran bayi tinggi
d. Pertumbuhan penduduk tinggi
b. Kelompok usia tua jumlahnya sedikit
c. Tingkat kelahiran bayi tinggi
d. Pertumbuhan penduduk tinggi
2. Piramida Penduduk Stasioner (Granat)
Piramida Stasioner itu
merata, sehingga ada yang menyebutnya sebagai bentuk granat. Pada piramida ini
tingkat kelahiran dan kematian seimbang atau tetap (stasioner). Biasanya
terdapat di negara maju seperti : Singapura, Jepang
Ciri-ciri Piramida Penduduk Stasioner :
a. Penduduk pada tiap kelompok umur hampir sama
b. Tingkat kelahiran rendah
c. Tingkat kematian rendah
d. Pertumbuhan penduduk mendekati nol atau lambat.
Ciri-ciri Piramida Penduduk Stasioner :
a. Penduduk pada tiap kelompok umur hampir sama
b. Tingkat kelahiran rendah
c. Tingkat kematian rendah
d. Pertumbuhan penduduk mendekati nol atau lambat.
3. Piramida Penduduk
Tua (Constructive)
Nah
kalau yang ini kebalikanya dari Piramida Penduduk Muda, bentuknya lebih seperti
Batu Nisan. Piramida ini menunjukan tingkat kelahiran yang rendah dan
tingkat kematian sangat tinggi, jadinya pertumbuhan penduduknya rendah. Contoh negaranya
: Jerman, Swiss dan Belgia
Ciri-ciri Piramida
Penduduk Tua :
a. Sebagian besar
penduduk berada kelompok usia dewasa atau tua
b. Jumlah penduduk usia
muda sangat sedikit
c. Tingkat kelahiran
lebih rendah dibanding dengan tingkat kematian
d. Pertumbuhan penduduk
terus berkurang.
Dengan ketiga bentuk
piramida tersebut, seseorang bisa mengetahui kondisi dari negara tersebut walau
dalam bentuk grafik seperti ini. Disimpulkan juga bahwa negara maju lebih
banyak memiliki grafik Piramida Penduduk Stasioner.
Definisi
Persebaran Penduduk
Persebaran penduduk
secara umum adalah bentuk penyebaran penduduk di suatu wilayah atau Negara.
Persebaran penduduk dapat dibagi menjadi dua:
1. Persebaran
penduduk berdasarkan geografis
Persebaran penduduk
secara geografis adalah karakteristik penduduk menurut batas-batas alam seperti
pantai, sungai, danau dan sebagainya.
2. Persebaran
penduduk berdasarkan administrasi pemerintahan
Persebaran penduduk
secara administrasi adalah karakteristik penduduk menurut batas-batas wilayah
administrasi yang ditetapkan oleh suatu negara, misalnya jumlah penduduk di
desa A atau di kecamatan B.
Rasio Ketergantungan
Konsep
Definisi
Rasio
Ketergantungan (Defendency Ratio) adalah perbandingan antara jumlah penduduk
umur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun ke atas (keduanya
disebut dengan bukan angkatan kerja) dibandingkan dengan jumlah pendduk usia
15-64 tahun (angkatan kerja).
Rumusan
Kegunaan
Rasio
ketergantungan (dependency ratio) dapat digunakan sebagai indikator yang secara
kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara apakah tergolong negara
maju atau negara yang sedang berkembang. Dependency ratio merupakan salah satu
indikator demografi yang penting. Semakin tingginya persentase dependency ratio
menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang
produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak
produktif lagi. Sedangkan persentase dependency ratio yang semakin rendah
menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif
untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.
Pengertian
Kebudayaan
Kebudayaan
sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw
Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat
ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah
untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Menurut Edward Burnett Tylor,
kebudayaan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan.
7
Unsur Kebudayaan
1. Sistem
religi
Sistem
religi adalah sistem yang mengatur tentang keberadaan manusia dan Tuhan. Dalam
sistem ini, sebuah kebudayaan akan mempunyai upacara keagamaan sebagai hasil
dari adanya sistem ini. Dengan sistem religi, hal ini membuktikan bahwa manusia
adalah homo religious.
2. Sistem
organisasi kemasyarakatan
Sistem ini
adalah sistem yang mengatur tentang bagaimana anggota dalam masyarakat
berorganisasi dan menciptakan berbagai aturan yang harus dipatuhi seluruh
anggota masyarakat tersebut. Dengan sistem organisasi kemasyarakatan, itu
membuktikan bahwa manusia bisa juga disebut dengan homo socius.
3. Sistem
mata pencaharian
Sistem mata
pencaharian memang tidak bisa terlepas dari sebuah masyarakat. Hal ini
disebabkan oleh mata pencaharian adalah sistem yang mengatur tentang cara
manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan bekerja. Sistem ini
membuktikan jika manusia itu homo economicus
4. Sistem
pengetahuan
Sistem
pengetahuan sendiri adalah sebuah sistem yang ada pada suatu kebudayaan yang
mengatur tentang hal-hal yang bisa membantu manusia agar bisa berkembang dengan
apa yang dia ketahui. Dengan adanya pengetahuan, manusia akan lebih berkembang
dan berinovasi. Sistem ini telah membuktikan bahwa manusia disebut sebagai homo
sapiens.
5. Sistem
teknologi
Dalam sistem
teknologi, semua hal tentang penciptaan alat dan benda yang membantu kehidupan
manusia ada. Teknologi yang diciptakan bertujuan untuk mempermudah manusia
dalam hidupnya sehingga manusia dapat bertahan, dan sistem ini membuat manusia
disebut sebagai homo faber.
6. Bahasa
Bahasa
adalah simbol-simbol suara maupun tertulis yang diciptakan manusia untuk
berinteraksi dengan manusia lain. Bahasa ini sangat penting karena tanpa adanya
bahasa dalam sebuah masyarakat, tidak akan tercipta pula sebuah kebudayaan.
Kemudian, dengan mempunyai bahasa, manusia juga disebut sebagai homo languens
yang artinya bisa berkomunikasi atau berbahasa dengan manusia lain.
7. Kesenian
Setiap
kebudayaan mempunyai kesenian yang bisa berupa seni tari, seni rupa maupun seni
tarik suara. Kemudian, setiap masyarakat akan mempunyai kesenian yang berbeda
satu dengan lainnya. Dengan kesenian inilah manusia disebut sebagai homo
esteticus yang peduli tentang nilai estetika atau nilai keindahan.
Wujud Kebudayaan
Menurut J.J.
Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan
artefak.
- Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan, dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut. - Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati, dan didokumentasikan. - Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur, dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
Sedangkan
menurut Koentjaraningrat, wujud kebudayaan dibagi menjadi nilai budaya,
sistem budaya, sistem sosial, dan kebudayaan fisik.
- Nilai-nilai Budaya
Istilah ini, merujuk kepada penyebutan unsur-unsur kebudayaan yang merupakan pusat dari semua unsur yang lain. Nilai-nilai kebudayaan yaitu gagasan-gagasan yang telah dipelajari oleh warga sejak usia dini, sehingga sukar diubah. Gagasan inilah yang kemudian menghasilkan berbagai benda yang diciptakan oleh manusia berdasarkan nilai-nilai, pikiran, dan tingkahlakunya. - Sistem Budaya
Dalam wujud ini, kebudayaan bersifat abstrak sehingga hanya dapat diketahui dan dipahami. kebudayaan dalam wujud ini juga berpola dan berdasarkan sistem-sistem tertentu. - Sistem Sosial
Sistem sosial merupakan pola-pola tingkah laku manusia yang menggambarkan wujud tingkah laku manusia yang dilakukan berdasarkan sistem. Kebudayaan dalam wujud ini bersifat konkret sehingga dapat diabadikan. - Kebudayaan Fisik
Kebudayaan fisik ini merupakan wujud terbesar dan juga bersifat konkret. Misalnya bangunan megah seperti candi Borobudur, benda-benda bergerak seperti kapal tangki, komputer, piring, gelas, kancing baju, dan lain-lain
Norma
Menurut Kekuatan Pengikatnya
a. Cara
(Usage)
Jenis norma ini menunjuk pada suatu bentuk perbuatan pribadi. Norma ini jelas terlihat pada hubungan antarindividu. Pelanggaran pada norma ini tidak menimbulkan reaksi yang besar dari masyarakat, tetapi hanya berupa celaan.
Contoh:
Jenis norma ini menunjuk pada suatu bentuk perbuatan pribadi. Norma ini jelas terlihat pada hubungan antarindividu. Pelanggaran pada norma ini tidak menimbulkan reaksi yang besar dari masyarakat, tetapi hanya berupa celaan.
Contoh:
- Kebanyakan masyarakat tidak menyukai apabila ada seseorang yang sedang makan berdecap.
- Tata cara makan kolak pisang biasanya menggunakan sendok, tetapi ada yang menggunakan tangan. Hal ini dianggap melanggar norma.
b. Kebiasaan (Folkways)
Kebiasaan adalah suatu perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama. Norma ini dapat dilihat dengan kesukaan individu melakukan kebiasaan tersebut. Hukuman bagi pelanggar norma ini hanya berupa teguran, cemoohan, ejekan, dan menjauhkan diri dari si pelanggar. Jika pelanggaran norma masih kecil, mungkin dijewer telinganya, dicubit, atau dimarahi.
Contoh:
- Mencium tangan orang tua pada waktu akan pergi.
- Memberi salam pada waktu berjalan di hadapan orang lain.
- Antre pada waktu membeli karcis pertandingan sepak bola.
- Menghormati orang yang lebih tua.
c. Tata
Kelakuan (Mores)
Norma ini dipergunakan sebagai pengawasan baik langsung maupun tidak langsung oleh masyarakat terhadap anggotanya. Tata kelakuan memberikan batasan-batasan pada perilaku individu dan menjaga solidaritas (kesetiakawanan) di antara anggota-anggota masyarakatnya. Pelanggaran terhadap norma ini adalah sanksi berat. Perbedaan tata kelakuan akan ditemui pada berbagai daerah. Hal ini terjadi karena tata kelakuan timbul dari pengalaman yang berbeda-beda dari masyarakat tersebut. Tata kelakuan bisa bersifat paksaan, tetapi bisa juga bersifat sebagai larangan sehingga secara langsung dapat dijadikan sebagai alat di mana anggota masyarakat harus menyesuaikan dengan tata kelakuan tersebut.
Contoh:
Norma ini dipergunakan sebagai pengawasan baik langsung maupun tidak langsung oleh masyarakat terhadap anggotanya. Tata kelakuan memberikan batasan-batasan pada perilaku individu dan menjaga solidaritas (kesetiakawanan) di antara anggota-anggota masyarakatnya. Pelanggaran terhadap norma ini adalah sanksi berat. Perbedaan tata kelakuan akan ditemui pada berbagai daerah. Hal ini terjadi karena tata kelakuan timbul dari pengalaman yang berbeda-beda dari masyarakat tersebut. Tata kelakuan bisa bersifat paksaan, tetapi bisa juga bersifat sebagai larangan sehingga secara langsung dapat dijadikan sebagai alat di mana anggota masyarakat harus menyesuaikan dengan tata kelakuan tersebut.
Contoh:
- Pasangan suami istri baru pada masyarakat Sunda biasanya menumpang di rumah orang tua istri sebelum mereka memiliki rumah tinggal sendiri.
- Contoh lain dari perbedaan tata kelakuan adalah suatu masyarakat mempunyai aturan-aturan yang tegas dalam hal melarang pergaulan bebas antara pemuda dan pemudi, sementara pada masyarakat lainnya larangan tersebut tidak tegas.
d. Adat Istiadat (Customs)
Norma ini menunjuk pada kekuatan penyatuan setiap pola perilaku masyarakat. Apabila ada anggota masyarakat yang terbukti melanggar aturan adat, maka akan mendapatkan hukuman tergantung dari tata aturan yang berlaku pada masyarakat tersebut. Pelanggaran yang dilakukan akan menghasilkan sanksi yang berat dibandingkan norma-norma lainnya. Misalnya dikucilkan atau diusir dari masyarakat tersebut.
Norma ini menunjuk pada kekuatan penyatuan setiap pola perilaku masyarakat. Apabila ada anggota masyarakat yang terbukti melanggar aturan adat, maka akan mendapatkan hukuman tergantung dari tata aturan yang berlaku pada masyarakat tersebut. Pelanggaran yang dilakukan akan menghasilkan sanksi yang berat dibandingkan norma-norma lainnya. Misalnya dikucilkan atau diusir dari masyarakat tersebut.
Macam
Macam Norma yang ada di masyarakat
Seperti
yang telah disebutkan diatas, norma terbagi menjadi empat macam, yaitu:
1.
Norma Agama
Norma
agama adalah norma yang paling awal dalam sejarah kehidupan manusia. Norma ini
hadir bersamaan dengan kehadiran manusia dimuka bumi ini. Norma agama merupakan
suatu petunjuk hidup yang berasal dari Tuhan bagi penganutnya agar mereka
mematuhi segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Jadi, norma
agama berisikan peraturan-peraturan hidup yang diterima sebagai perintah,
anjuran, dan larangan yang berasal dari Tuhan. Norma ini biasanya dimuat dalam
kitab suci para pemeluk agama dan diyakini sebagai tuntunan hidup menuju jalan
yang benar. Sebagian besar norma agama bersifat umum (universal). Artinya bahwa
norma berlaku bagi seluruh golongan manusia di dunia terlepas dari agama yang
dianutnya.
Contohnya
ialah semua agama mengajarkan agar umatnya tidak mencelakakan orang lain. Bagi
yang melanggarnya akan mendapatkan sanksi, baik di dunia maupun di akhirat
kelak.
2.
Norma Hukum
Norma
hukum adalah norma yang bersumber dari Negara melalui lembaga berwenang, yang
berisi perintah dan larangan. Ciri utama dari norma hukum adalah sifatnya yang
memaksa dan memiliki sanksi tegas bagi yang melanggar. Dalam masyarakat, norma
hukum memiliki peran penting dalam memelihara dan menjaga ketertiban pergaulan
hidup. Mengetahui dan memahami hak dan kewajiban sebagai warga masyarakat
merupakan tugas setiap orang. Dengan adanya norma hukum, hak dan kewajiban
anggota masyarakat dapat terjaga dan terpelihara agar kehidupan teratur,
tertib, dan damai dapat tercipta.
3.
Norma Kesusilaan
Norma
kesusilaan adalah aturan hidup tentang baik dan buruk suatu perbuatan, yang
berasal dari hati nurani setiap orang. Sebagai bagian dari norma, norma
kesusilaan juga diyakini sebagai pedoman hidup yang diyakini memiliki
kebenaran. Karena terletak dalam hati nurani, bentuk pelanggaran kesusilaan
dapat disebut sebagai pengingkaran terhadap hati nurani. Sanksi atas
pelanggaran norma kesusilaan muncul dalam bentuk kegelisahan, penyesalan, atau
rasa malu. Meskipun memang, bagi orang yang tidak memiliki hati nurani tentunya
tidak akan muncul penyesalan atas kesalahannya. Contoh pelanggaran norma
kesusilaan misalnya, berbohong atau berbuat asusila. Lebih lengkap tentang
norma kesusilaan.
4.
Norma Adat
Norma adat adalah aturan hidup yang berasal dari
tradisi pergaulan sekelompok manusia yang dianggap sebagai tuntunan dalam
kehidupan sehari-hari. Norma adat aturan yang diwariskan turun-temurun dan
dijaga kelestariannya untuk dilaksanakan generasi selanjutnya. Norma adat tidak
berlaku universal, artinya setiap kelompok masyarakat memiliki perbedaan dalam
penerapan norma adat. Oleh karena itu, sanksi atas pelanggaran norma adat
berasal dari kelompok masyarakat itu pula. Sanksinya dapat berupa pengucilan
atau pengusiran dari suatu kelompok masyarakat. Biasanya diangkat pemimpin atau
tetua adat yang berwenang untuk mengawasi penerapan norma adat oleh masyarakat.
Macam - macam Pranata Sosial
1. Pranata Keluarga
Pranata keluarga adalah bagian dari pranata sosial yang meliputi lingkungan keluarga dan kerabat. Pembentukan watak dan perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh pranata keluarga yang dialami dan diterapkannya sejak kecil. Bagi masyarakat, pranata keluarga berfungsi untuk menjaga dan mempertahankan kelangsungan hidup masyarakat.
Pranata keluarga adalah bagian dari pranata sosial yang meliputi lingkungan keluarga dan kerabat. Pembentukan watak dan perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh pranata keluarga yang dialami dan diterapkannya sejak kecil. Bagi masyarakat, pranata keluarga berfungsi untuk menjaga dan mempertahankan kelangsungan hidup masyarakat.
2. Pranata Agama
a.Pengertian Agama
Agama adalah ajaran atau sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta mencakup pula tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan antarmanusia dan antara manusia dengan lingkungannya. Jika dilihat dari sudut pandang sosiologi, agama memiliki arti yang lebih luas, karena mencakup juga aliran kepercayaan (animisme atau dinamisme) yang sebenarnya berbeda dengan agama.
a.Pengertian Agama
Agama adalah ajaran atau sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta mencakup pula tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan antarmanusia dan antara manusia dengan lingkungannya. Jika dilihat dari sudut pandang sosiologi, agama memiliki arti yang lebih luas, karena mencakup juga aliran kepercayaan (animisme atau dinamisme) yang sebenarnya berbeda dengan agama.
3. Pranata Ekonomi
a. Pengertian Ekonomi
Secara umum, ekonomi diartikan sebagai cabang ilmu mengenai asas-asas produksi, distribusi, dan konsumsi barang-barang serta kekayaan (seperti halnya keuangan, perindustrian, dan perdagangan). Dalam hal ini, ekonomi diartikan sebagai tata tindakan dalam memanfaatkan uang, tenaga, waktu, atau barang-barang berharga lainnya.
a. Pengertian Ekonomi
Secara umum, ekonomi diartikan sebagai cabang ilmu mengenai asas-asas produksi, distribusi, dan konsumsi barang-barang serta kekayaan (seperti halnya keuangan, perindustrian, dan perdagangan). Dalam hal ini, ekonomi diartikan sebagai tata tindakan dalam memanfaatkan uang, tenaga, waktu, atau barang-barang berharga lainnya.
4. Pranata Pendidikan
a. Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran atau pelatihan. Di Indonesia, pendidikan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu pendidikan sekolah (pendidikan formal) dan pendidikan luar sekolah (pendidikan nonformal). Pada perkembangannya, ada beberapa ahli sosiologi yang menambahkan satu golongan pendidikan lagi, yaitu pendidikan yang diperoleh melalui pengalaman atau kehidupan sehari-hari (pendidikan informal).
a. Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran atau pelatihan. Di Indonesia, pendidikan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu pendidikan sekolah (pendidikan formal) dan pendidikan luar sekolah (pendidikan nonformal). Pada perkembangannya, ada beberapa ahli sosiologi yang menambahkan satu golongan pendidikan lagi, yaitu pendidikan yang diperoleh melalui pengalaman atau kehidupan sehari-hari (pendidikan informal).
KESIMPULAN
Kebudayaan selalu dimiliki oleh setiap masyarakat, hanya saja ada suatu masyarakat yang lebih baik perkembangan kebudayaannya dari pada masyarakat lainnya untuk memenuhi segala kebutuhan masyarakatnya. Pengertian kebudayaan banyak sekali dikemukakan oleh para ahli. Salah satunya dikemukakan oleh Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, yang merumuskan bahwa kebudayaan adalah semua hasil dari karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan, yang diperlukan manusia untuk menguasa alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk kepntingan masyarakat. Rasa yang meliputi jiwa manusia mewujudkan sega norma dan nilai masyarakat yang perlu untuk mengatur masalah-masalah kemasarakatan alam arti luas, didalamnya termasuk, agama, ideology, kebatinan, kenesenian dan semua unusr yang merupakan hasil ekspresi dari jiwa manusia. Yang hidup sebagai anggota masyarakat. Selanjtunya cipta merupakan kemampuan mental, kemampuan piker dari orang yang hidup bermasyarakat dan yang antara lain menghasilkan filsafat serta ilmu pengetahuan. Rasa dan cipta dinamakan kebudayaan rohaniah. Semua karya, rasa dan cipta dikuasai oleh karsa dari orang-orang yang menentukan kegunaannya, agar sesuai dengan kepentingan sebagian besar, bahkan seluruh masyarakat. Dari pengetian tersebut menunjukkan bahwa kebudayaan itu merupakan keseluruhan ari pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial, yang digunakan untuk menginterpretasikan dan memahami lingkungan yang dihadapi, untuk memenuhi segala kebutuhannya serta mendorong terwujudnya kelakuan manusia itu sendiri.
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar